Lampung Selatan,fajarberita.com – Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Kertosari Kecamatan Tanjung Sari, Komtarisman menanggapi pemberitaan salah satu media online yang menyebut bahwa Oknum Aparatur Desa Kertosari melakukan dugaan pungli dalam program BPNT, yang dikabarkan untuk keperluan Pengajian Akbar.
Diketahui, Ketua BPD Desa Kertosari, Komtarisman bersama seluruh anggotanya melakukan klarifikasi terkait kabar miring yang menimpa Desanya tersebut, di Kantor Balai Desa setempat, pada Jum’at (9/12).
Turut hadir pada kesempatan itu, Babinsa Desa Kertosari, Serda Supriatna, Babinkantibmas Desa, Aipda Dini Ferindra dan seluruh anggota BPD Desa Kertosari.
Penyampaian klarifikasi ini bertujuan agar publik mengetahui apa yang sebenarnya terjadi terkait berita yang sudah beredar dari salah satu media online tersebut.
Komtarisman menyampaikan bahwa, apa yang dilakukan Aparatur Desa Kertosari bukan merupakan pungutan liar atau pemotongan bantuan BPNT, melainkan infaq atau swadaya masyarakat terkait dengan rencana agenda Pengajian Akbar yang sedianya akan di gelar pada, hari Minggu malam Senin mendatang tanggal 11 Desember 2022.
Namun dikarenakan waktu pengumpulan dana bersamaan dengan pembagian BPNT, alhasil ada beberapa warga yang mengira pengumpulan dana infaq atau swadaya tersebut merupakan pemotongan bantuan BPNT.
” Saya kasih klarifikasi ya, artinya ada komplain, terkait dengan warga masyarakat yang idealnya itu terkait masalah pengajian yang akan kita laksanakan di Desa Kertosari,” Kata Ketua BPD, Komtarisman mengawali klarifikasinya dalam Video yang diterima media ini, Jum’at (9/12).
” Pada waktu itu, kami sebagai lembaga formal BPD yang juga wakil dari masyarakat bermusyawarah dengan calon panitia penyelenggara Pengajian Akbar yang akan dilaksanakan di Kertosari dan pada saat itu calon panitia sendiri menyampaikan permohonan izin kepada BPD terkait dengan penggalian dana,” Lanjutnya.
Kemudian, menurut Komtarisman, setelah terjadi musyawarah mufakat dengan calon panitia pengajian akbar terkait penggalangan dana tersebut, diputuskan untuk menggalang dana swadaya masyarakat, secara kebetulan selang beberapa hari berikutnya Program BPNT turun.
Saat Program BPNT turun, Panitia pengajian menyampaikan kepada KPM, jika ada yang ingin berinfaq atau memberikan sedikit rezeqinya untuk acara pengajian di persilahkan oleh panitia, dan hal itu sifatnya tidak mengikat, sifatnya sukarela.
” Secara kebetulan pada waktu itu, selang dua hari, tiga hari BPNT turun, kami sampaikan juga penggalian dana untuk pengajian tersebut kepada KPM. Sementara yang kita sampaikan bukan potongan, melainkan infaq seikhlasnya dan KPM penerima BPNT itu sendiri menerima, dan setuju, dan banyak dari mereka pun senang karena dalam acara bersih desa akan digelar Pengajian Akbar. Saya juga menyampaikan bahwa ini merupakan hajat kita bersama, Jadi pada intinya penggalangan dana tersebut sifatnya sukarela, tidak ditetapkan, ” Ungkap Komtarisman.
Sementara perihal Aparatur Desa yang turun langsung dan turut mengumpulkan penggalangan dana, Komtarisman mengatakan bahwa, pihaknya mengaku sudah memohon izin kepada Kepala Desa (Kades) Kertosari, agar Aparatur Desa dapat membantu penggalangan dana.
” Bahkan dalam hal ini, kami selaku BPD juga mohon izin dengan Pak Kades, memohon bantuan agar bisa panggalangan ini dapat dibantu oleh perangkat desa, artinya dikondisikan lewat kadus dan kadus pun memohon bantuan kepada perangkat yang paling bawah, ” Lanjutnya.
” Jadi perlu kita sampaikan juga bahwasanya kami sebagai wakil masyarakat yang ada di Desa Kertosari, mohon izin juga kepada warga masyarakat agar kiranya untuk dapat membantu sukarela, barangkali itu saja yang saya sampaikan, ” Ujarnya.
Sementara itu keterangan dari salah satu KPM BPNT dan BBM, Sri Utami warga Dusun II, RT 004, mengaku dirinya tidak dipaksa dalam memberikan Infaq untuk Pengajian Akbar tersebut, dan ia pun mengaku ikhlas.
” Aku uduk wong muslim, tapi nek enek kegiatan, aku yo ikhlas lahir batin le ngenei, walaupun aku ora milu ngaji, aku tetep ngenei ikhlas, (Aku bukan orang muslim, tapi kalau ada kegiatan, aku ya ikhlas lahir batin ngasihnya, walaupun aku ora milu ngaji aku tetep ikhlas), ” Kata Sri Utami.
Senada dengan Ibu Sri Utami, Ibu Mujiatun dan Juga Ibu Dwi juga mengatakan hal sama, bahwa warga tidak merasa ada yang dipotong, melainkan warga penerima BPNT merasa ikhlas dalam memberi Infaq.
“Yuk, Riko intok bantuan nggak sih, intok BPNT, la kue intok ora, aku Yo intok, tapi Iki arep enek pengajian, karo arep dijalui sumbangan seikhlase tanpa paksaan, aku yo seneng di adakke enek pengajian, aku juga yo seneng kok, Pak lurahe gelem ngadakke pengajian, aku seneng, pokoke nggak ada potongan, nggak ada paksaan, seikhlase dewe arep infaq piro intok, ( Mbak kamu dapat batuan nggak sih, dapat BPNT, kalau kamu dapat nggak, saya ya dapat juga, tapi ini mau ada pengajian dan mau dimintai sumbangan seikhlasnya tanpa paksaan, saya ya senang diadakan pengajian, saya juga senang kok, Pak lurahnya mau mengadakan pengajian, saya senang, intinya tidak ada potongan, nggak ada paksaan, seikhlas kita mau infaq berapapun boleh), ” Jelas Ibu Dwi dan Ibu Mujiatun dalam dialog di sebuah Video yang diterima Media ini. (Red/ARS)