👉👉Lampung Selatan,fajarberita.com-Wakil Ketua 1 DPRD Lampung Selatan (Lamsel), Agus Sartono bersama masyarakat Desa Sukabanjar, Kecamatan Sidomulyo, menemui perwakilan PT Woongsol Nature Indonesia.
Wakil Ketua 1 DPRD Lampung Selatan (Lamsel), Agus Sartono mengatakan, ia bersama Kades Sukabanjar dan beberapa warga telah mendatangi PT Woongsol, Rabu (13/9/2023).
“Tadi sudah bertemu dengan perwakilan PT Woongsol, namun karena penerjemah bahasa tidak hadir sehingga belum dibahas masalah keluhan warga,” ujar Agus Sartono, saat dikonfirmasi.
Dikarenakan belum menemukan titik temu, Agus Sartono menegaskan, akan membawa permasalahan polusi yang berdampak terhadap warga setempat ke DPRD.
Pasalnya, petinggi PT Woongsol merupakan warga negara asing asal Korea Selatan sehingga kendala penerjemah bahasa menyebabkan pembahasan buntu.
“Ya. Nanti kami bersama anggota DPRD lainnya akan mengundang manajemen PT Woongsol untuk hearing di kantor DPRD,” tandas Agus Sartono.
Kades Sukabanjar, Mukhsani menyatakan, kebakaran di PT Woongsol pada hari Minggu (10/9) kemarin berdampak pada kesehatan warga.
“Hari Minggu kemarin, kebakaran sampai malam dampaknya ya pernafasan masyarakat karena debu dan asap,” ujar Mukhsani.
Warga di Dusun Katibung berjumlah 250 kepala keluarga dan sekitar 70 rumah, diduga terkena dampak dari asap dan debu PT Woongsol.
“Aduan masyarakat sudah masuk ke saya, dan saya sampaikan ke pak Agus Sartono selaku anggota DPRD,” sambung Kades.
Mukhsani mengaku, bersama Agus Sartono selaku Wakil Ketua 1 DPRD, Babinsa Pelda Turnomo, Kadus dan empat orang warga mendatangi kantor PT Woongsol.
“Saya menemui pimpinannya langsung bersama pak Agus Sartono, bertemu mister Li bersama Bagian Produksi Industri pak Agung,” urai Muksani.
Disoal apa yang menjadi tuntutan warga, Muksani menjawab, “Karena kami mewakili masyarakat yang, dibahas masyarakat minta ditutup pak. Karena debunya luar biasa,” cetusnya.
Mukhsani menyampaikan, pertemuan dengan pihak PT Woongsol belum menghasilkan solusi nyata bagi warga setempat.
“Katanya, masih berusaha mau lapor ke bos-nya di Korea Selatan. Kami cuma meminta pertanggungjawabannya saja di masyarakat, karena nggak ada respon pak,” keluh Kades.
Mukhsani mengiyakan, sudah ada dana CSR dari PT Woongsol yang diberikan kepada warga Dusun Katibung, Desa Sukabanjar.
“Cuma nilai CSR-nya tidak seimbang, uang Rp8 juta per bulan untuk satu dusun. Ya sesuai tidak sesuai, karena dengan imbas penyakitnya dan dampaknya tidak sesuai.
Kalau musim hujan iya kita tenang, kalau di musim kemarau luar biasa,” tutup Kades Sukabanjar.(kontributor in)